Ikhsan : ” Minimal Pas Nak ke BKB Kalu Masuk Dari Arah Kantor Walikota Noleh Ke kiri, Tejingok Lawang Buratan,”
VOSMedia, PALEMBANG – Lawang Buratan Benteng Kuto Besak Palembang, merupakan salah satu bukti sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan, oleh seluruh masyarakat khususnya warga Palembang, karena pintu itu merupakan satu saksi sejarah penting dalam kisah perang Palembang melawan Belanda tahun 1819.
Hal itu terungkap, saat Ikatan Alumni SMA Negeri 2 Puncak Sekuning Palembang (IASMA PUSPA) mengelar diskusi sejarah perang 1819 dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 74, dengan tema ” Dalam rangka Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 dan Mengenang Dua Abad Kepahlawanan Rakyat Sumatera Selatan Melawan Kolonialisme Belanda Dalam Perang Palembang 1819″ Sabtu(17/8/19) di Lawang Buratan BKB.
Rd. Muhammad Ikhsan pemerhati sejarah Palembang mengatakan, yang hadir sebagai pembicara menjelaskan keistimewaan dari nilai sejarah Lawang Buratan terletak pada pembuatannya, kalau pintu depan yang menghadap ke depan Sungai Musi itu dibuat zaman Belanda, sedangkan Lawang Buratan ini dibuat oleh kesultanan, ini asli buatan rakyat Palembang.
“Pintu dan engselnya masih ada, ini warisan sejarah betul, kalau seandainya masyarakat tahu tentang nilai sejarahnya, mungkin orang tak akan mengesampingkan tempat ini dan tentunya ikut melestarikannya,” ungkap Ikhsan.
“Ada yang menyebutnya juga Lawang Borotan, terlepas dari banyak penyebutannya maknanya adalah pintu belakang dan merupakan salah satu pintu paling penting di BKB dimasa itu,” lanjutnya.
Selain struktur pintu yang masih dalam kondisi baik dan tetap berdiri kokoh, Ikhsan juga mengatakan bahwa disinilah SMB II keluar setelah kesultanan kalah perang dengan Belanda dan di asingkan ke Ternate.
“Ini yang paling penting, SMB II itu di asingkan paling jauh di masa itu, karena saya yakin, Belanda memang benar – benar takut dengan SMB II, lihat saja sejarahnya beberapa kali Belanda menyerang tapi selalu gagal hingga akhirnya di tahun 1819 dengan kecurangan nya Belanda berhasil memasuki BKB,” terangnya.
Pesan Ikhsan, kalaulah ada keinginan merenovasi tempat ini, menjadi kawasan wisata sejarah, sebaiknya kawan – kawan dari Arkeolog di ikut sertakan untuk tetap menjaga nilai sejarahnya, jangan sampai bekerja sendiri.
“Kalau sampai berubah, nilai sejarahnya akan hilang, semestinya yang bagus itu, apa yang dilihat orang pada masa itu, haruslah di lihat oleh orang zaman ini, kalau untuk kepentingan pariwisata mungkin kita bisa terima kalau tempat ini dirapikan, namun objek ini biarkanlah natural seperti ini,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani mengatakan kegiatan ini merupakan starting point dari langkah pihak Pemerintah Kota Palembang dalam menata BKB menjadi salah satu Destinasi wisata yang bisa dinikmati oleh wisata dan Warga Palembang.
“Nama Destinasinya nanti Kampung Tuo wisata benteng atau kampung Tuo wisata Kuto Besak,” jelasnya.
Banyak sekali program destinasi yang akan dibuat di BKB, dari beberapa rumah yang akan dibuat menjadi home stay, penataan jalan lingkungan, bangunan, show case pengrajin, beberapa spot kuliner dan sovernir dalam waktu dekat ini.
“Nah di Lawang Borotan ini nantinya akan dijadikan tempat ajang Selfi, mengingat sejarah nya yang sangat tinggi sekali, “tutupnya.(fly)