VOSMedia,PALEMBANG – Gagasan Parlemen Modern mengemuka sejak deklarasi Open Parlemen di Roma tahun 2012, hal ini menumbuhkan harapan publik bahwa ke depan lembaga yang merupakan salah satu dari pilar demokrasi ini akan mendorong semangat dan praktik keterbukaan. Maka proyeksi ke depan DPR/DPRD akan menjadi lembaga yang memiliki kultur transparan dan menggunakan teknologi komunikasi untuk memperluas akses masyarakat terhadap informasi, sejalan dengan semangat UU Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
“Menuju Parlemen Modern bisa dimulai dengan beberapa langkah,” kata Andika Pranata Jaya, Pengamat Politik saat berbicara di forum diskusi dengan tema “Politisi Milenial: Apa yang akan Dibawa?” yang digagas oleh Wartawan Milenial Sharing Club (WMSC) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel, di Roca Cafe and Resto, Jalan Demang Lebar Daun Palembang, Kamis malam (5/9/19).
Pertama, lanjut Andika adalah menjalankan prinsip transparansi, dengan membuka akses informasi seluas-luasnya kepada masyarakat melalui sarana laman website. Kedua, menggunakan teknologi informasi. Artinya kinerja DPRD akan beralih dari manual ke digital. Ketiga, menekankan representasi rakyat, dengan memperkuat daerah pemilihan dan rumah aspirasi yang dapat digunakan untuk menghimpun masukan bagi DPRD Dan ke empat, melakukan penguatan legislasi dengan membangun law center yang merupakan supporting system Badan Legislasi DPRD.
Mengoptimalkan penggunaan media sosial. Hal itu penting agar apa yang dilakukan dapat diketahui publik dan pelayanan kepada publik semakin optimal. Karena disukai atau tidak, zaman kini telah berubah dan semua menunutut perubahan untuk mendisrupsi dirinya atau lembaga
Sudah tidak zamannya lagi pengaduan atau usulan masyarakat disampaikan dengan cara konvensional. Pemanfaatan teknologi seperti pembuatan website khusus tentang DPRD dibutuhkan, agar masyarakat lebih mudah untuk ikut mengawasi dan memberikan masukan.Caranya bisa melalui Setwan DPRD membuat website khusus. Di dalamnya bisa ditampilkan daftar anggota DPRD dan dilengkapi dengan laporan kinerja, agar masyarakat bisa mudah terlibat.
“Masing-masing anggota DPRD harus membuat akun media sosial seperti youtube, instagram, twitter, facebook dan lain sebagainya,” terangnya.
Dengan kanal-kanal itu, masyarakat dapat mudah berkomunikasi langsung menyampaikan masukan, saran dan harapan terhadap program-program perencanaan pembangunan.
Parlemen modern, ditandai dengan adanya sinergitas antara legislatif dan eksekutif dalam rangka optimalisasi kesejahteraan masyarakat.
Menjadi legislatif jangan hanya mencari celah kekurangan eksekutif. Kalau kinerja eksekutif sudah cukup positif harus dipromosikan ke masyarakat. Jadi sembari menjalankan fungsi pengawasan, legislatif bisa mem-posting kinerja eksekutif ke saluran komunikasi yang ada, agar masyarakat juga mengapresiasi kinerja kedua belah pihak.
Membuka ruang publik untuk ikut memberi masukan sejak dari pembuatan naskah akademik peraturan daerah, merupakan catatan penting bagi dewan. Memaksimalkan penggunaan teknologi modern dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyusun regulasi, penganggaran dan pengawasan. Cara kerjanya harus lebih transparan, aspiratif, akuntabel dan partisipatif, serta komunikatif, misalnya setelah kunjungan kerja wajib membuat laporan tertulis yang dimuat di Warta DPRD sehingga bisa dilihat masyarakat dan menjadi masukan ke eksekutif.
Media juga jangan hanya memberitakan sesi gunting pita atau pukul gong, tetapi lebih kepada substansi yang perlu diketahui masyarakat luas atas kebijakan yang diambil pihak eksekutif dan legislatif.
“Kesimpulannya bahwa Parlemen modern bukan sebuah pilihan melainkan kewajiban yang harus dijalankan para legislatif di era modern ini.Gaduhlah dalam penyusunan Perda, anggaran dan pengawasan tetapi semuanya harus ditujukan kepada kepentingan rakyat yang diwakili.
Parlemen modern tidak hanya bicara pada keindahan publikasi, tetapi juga adanya peningkatan akuntabilitas dan partisipasi publik,” urainya.
Menepis Keraguan Masyarakat Akan Peran Milenial Dalam Parlemen
Mungkin masih banyak keraguan dari masyarakat bahwa Irgensi peran anak muda ujar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palembang Terpilih M Akbar Alfaro, bukan hanya di Dewan saja tapi diberbagai lini kehidupan, meski begitu anak muda lebih mudah menyerap aspirasi, punya semangat untuk perjuangan di parlemen, dan dari anak muda inilah regenerasi kedepan yang akan kita majukan.
“Peran Milinial sangat strategis sekali, mengingat saat tahun 98 para anak muda turun untuk membantu perubahan pada saat massa orde baru,” kata Alfaro
Dirinya juga mengatakan, peran anak muda identik dengan semangat menggebu, dan juga memiliki pemikiran yang kritis, meski begitu banyak tantangan yang akan ditemui dunia parlemen dengan politik praktis, hal inilah yang akan dihadapin para anak muda ini apakah kami mampu, oleh karna itu tidak salahnya kami diberi kepercayaan.
“Kami memang politisi muda, tapi ketika sudah duduk di parlemen kami ada untuk semua golongan masayarakat dan semua lapisan profesi yang lain,” terang Alfaro.
Perlu ada Sinergitas
Sedangkan Fungsi DPRD itu ungkap Febi yang juga anggota DPRD kota Palembang terpilih ialah bekerjasama dengan eksekutif membahas rancangan pada masyarakat, apa yang dibutuhkan dan aturan apa yang perlu dilakukan untuk menopangnya
“Perlu sinergitas dengan badan eksekutif terkait masalah rancangan,” ujarnya.
Pembinaan pelatihan untuk membuat sumber daya yang berkualitas, di era 4.0 ini perlunya kecakapan terutama untuk para milenial, kedepannya kita akan melatih para milenial tidak hanya tingkat kota tetapi hingga mengakar, mulai dari kecamatan dan kebawa, kami hadir untuk memberikan pendampingan baik moril dan materil.
Harus Miliki Kemampuan Mengakses Perkembangan Teknologi
Pada kesempatan awal diskusi itu, Anggota DPRD Provisi Sumsel terpilih Muchendi Ishak Mekki mengatakan selama ini telah mengikuti berbagai organisasi baik kepemudaan, olaraga untuk mengasah kemampuan diri dan memahami sifat dan watak masyarakat
“Saya duduk di dewan sudah dua kali, tapi yang penting sebagai politisi muda, dalam arti pemuda diusia 20-40 tahun menurut definisi pemuda, harus memiliki kemampuan mengakses perkembangan tehnologi, di zaman 4.0 ini kita sebagai politisi muda harus bisa menjawab tantangan zaman ini,” ungkapnya
Cendrung idealis dan Perlu Media Sebagai Partner dalam penyampaian program
Kita juga harus mengetahui bahwa anak muda itu yang cendrung lebih idealis, harus lebih ketat dalam mengontrol budget terhadap pembangunan, jangan tidak sesuai dengan hasilnya kata Calon parlmen milenial terpilih untuk DPRD kota Palembang yang juga hadir, Azhari Haris dari Fraksi PAN saat membuka pembicaraan
“Saya harap hadirnya para politisi milenial akan memperkuat parlemen dalam memperjuangan aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkan Sudirman calon terpilih DPRD kota Palembang yang juga dari Fraksi PAN untuk menaungi para rekan wartawan baiknya ada media canter yang terkodinir hingga bisa memproteksi teman – teman media hal itu dirasa perlu karena media merupakan penyambung lidah dewan untuk menyampaikan program dewan.
“Kita pasti sangat terbantu sekali dengan rekan wartawan, sehingga kita bisa menyampaikan program kita kepada masyarakat dan dapat dicontrol juga,” ungkapnya.
Menyerap aspirasi Sesuai Dengan Tupoksi DPRD
Sementarai itu H Alfa Sujatmiko, anggota terpilih Anggota DPRD Kota Prabumulih yang masih berusia 23 tahun mengungkapkan bahwa secara organisasi dan berpolitik ia dibesarkan di keluarga PDIP, ayahnya merupakan politisi PDIP di kota Palembang yaitu HM Ali Sakban
“Saya memulai beraktivitas dipolitik saat menjadi Bendahara DPC PDIP Kecamatan Kumuning, lalu sebagai kemudian menjabat sebagai ketua Banteng Muda Indonesia kota Palembang,” ucap Alfa memperkenalkan diri saat diskusi
Menurut dia, Apa yang dibawa ke Parlemen, sesuai dengan perintah partai yaitu menyerap aspirasi masyarakat, sesuai dengan tupoksi DPRD, yaitu legislasi, bugeting dan mengawasi.
“Saya dengan umur muda ini harus banyak belajar dari politisi senior, kemudian belajar dengan para wartawan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat, tapi selama ini saya selama ini selalu turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi.” Katanya .
Pengawasan Akan Lebih Intensif
Gagasan dari para milenial adalah hal yang sangat dibutuhkan apalagi terkait permasalahan proyek dan tentunya sidak – sidak akan rutin kita laksanakan dalam mengawal dan mengawasi pembangunan dikatakan Vindo Faisal Anugrah fraksi PKB yang juga anggota DPRD OKU Timur.
“Bila ada penyelewangan proyek kita perlu awasi, juga perlunya pengawasan bersama baik dari LSM serta rekan media dan tidak cukup dengan satu anggota dewan saja tapi perlu di diskusikan dengan yang lain,” tutupnya.(fly)