VOSMedia, BATURAJA – Dua nama Kuryana Azis dan Johan Anuar diprediksi akan bersaing ketat dalam memenangkan Pilkada Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) 23 September 2020.
Kuryana Azis yang tercatat sebagai seorang petahana dan Johan Anuar sebagai seorang wakil petahana unggul dalam tingkat kedikenalan (popularitas) dan kesukaan (akseptabilitas) dari masing-masing calon lainnya.
Hal ini tercermin dalam temuan survei Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI yang melibatkan 820 responden dengan watu 15 -25 September 2019.
Survei yang digelar LKPI melibatkan 820 responden dengan marjin of error +/- 3,5 % dengan selang kepercayaan 95 %.
Metode survei dengan menggunakan multistage random sampling dan peneliti lapangan (pewawancara) semuanya mahasiswa dari Palembang.
Dilihat dari temuan survei, popularitas dan akseptabilitas, dua nama ini yang kuat dikenal dan disukai masyarakat. Johan Anuar popularitasnya 94 % dengan akseptabilitas 95 %, Kuryana Azis popularitasnya 95 % dan akseptabilitas 97 %. Calon lainnya masih belum berada di atas angka tersebut.
“Tentunya ini merupakan modal awal yang kuat untuk menarik elektabilitas yang baik dikemudian hari,” terang Direktur Eksekutif LKPI, Arianto ketika dibincangi media, Minggu (29/9/2019.
Lebih lanjut lembaga yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini menjelaskan, dalam teori ilmu perilaku pemilih, popularitas dan akseptabilitas merupakan modal utama bagi siapa saja yang akan maju dalam pertarungan pemilukada.
Mustahil kalau popularitas dan akseptabilitas yang rendah calon akan memenangkan pemiliukada. Ada juga popularitas yang tinggi tapi tidak sebanding dengan akseptabilitas dari calon.
Hal yang demikian tentunya merupakan modal yang buruk bagi calon yang akan maju dalam pemilukada.
Jelas tergambar, popularitas dan akseptabilitas Johan Anuar dan Kuryana Azis berbanding lurus (linear) dengan akseptabilitas.
Dalam hal ini, angka di atas 80 % bagi Johan Anuar dan Kuryana Azis sudah merupakan modal kuat untuk bertarung, tinggal sosialisasi dan kerja politik untuk meraih pemilih di masyarakat yang harus di intenskan lagi.
“Mustahil ada pemilihn yang akan memilih calon yang tidak dikenal dan disukai, kalaupun ada, itupun sangat kecil sekali,”katanya.
Dia juga menambahkan Kuryana Azis dan Johan Anuar harus meraih simpati pemilih, itu kerja selanjutnya.
“Jelas, dalam hal ini Kuryana Azis sebagai seorang incumbent dan Johan Anuar sebagai wakil incumbent diuntungkan dalam hal ini untuk dikenal dan disukai masyarakat,” ungkap lelaki yang gemar memakai baju batik ini dengan lugas.
Ditambahkan mantan Tim Audit Konvensi Capres Partai Demokrat ini, mengingat pemilukada yang masih cukup lama jaraknya, sekitar satu tahun lagi, baik Kuryana dan Johan Anuar mempunyai peluang yang sama untuk meningkatkan angka elektabilitas masing-masing.
Selain itu, untuk calon-calon lainnya tidak tertutup kemungkinan bisa bersaing dengan Kuryana Azis dan Johan Anuar, asalkan sosialisasinya harus melebihi dua calon tersebut.
Peta politik masih bersifat cair dan tentunya akan berdampak dengan tarikan elektoral masing-masing calon yang akan maju dalam pemilukada OKU mendatang.
Ketika ditanya media, berapakah elektabilitas dari kedua calon yang memiliki angka popularitas dan akseptabilitas tersebut, dengan senyum lelaki yang biasa di sapa dengan nama Iyan ini menjawab, lupa angka pastinya.
“Kalau elektabilitas calon Kuryana Azis dan Johan Anuar, saya lupa angkanya. Namun , yang saya ingat dan perlu harus digaris bawahi adalah, massa militan (pemilih kuat) dari masing-masing kedua calon masih di bawah 50 %,”ujar Dia.
Artinya, secara statistik dan pengalaman kami survei, angka elektabilitas itu masih belum “aman” dapat memenangkan pemilukada mendatang.
“Geseran tarikan elektoral akan terjadi dari setiap calo, Kalau dari data survei, kami prediksi, paling banyak ada tiga calon yang akan maju di pemilukada OKU mendatang,”katanya dipenutup wawancara. (FK)