VOSMedia, JAKARTA – Setelah sehari sebelumnya mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dekranas di Kantor Kementerian Pertahanan RI, hari Rabu (11/9) pagi Ketua Dekranasda Sumsel Hj. Feby Deru ditemani Wakil Ketua Dekranasda Sumsel Hj Fauziah Mawardi Yahya juga menghadiri opening ceremony Pameran Kriyanusa 2019 di Kartika Expo Centre-Balai Kartini Jakarta yang merupakan rangkaian Rakernas Dekranasda 2019.
Opening ceremony pameran Kriyanusa 2019 Gelaran Dekranas itu sendiri dihadiri Ibu Negara RI Iriana Jokowi didampingi Ketua Umum Dekranas Hj Mufidah Jusuf Kalla dan Ketua Pelaksana Pameran Kriyanusa dr Erni Tjahjo Kumolo serta istri-istri menteri Kabinet Kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Kerja (OASE Kabinet Kerja).
Adapun pameran Kriyanusa kali ini mengangkat tema “Peningkatan Daya Saing Produk Kerajinan Melalui Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan”. Kegiatan ini digelar selama lima hari mulai 11-15 September 2019.
Usai membuka pameran, Ibu Negara RI Iriana Jokowi didampingi Ketum Dekranas Hj Mufidah Jusuf Kalla langsung mengunjungi ratusan stan yang ada di Balai Kartini. Ia bahkan sempat mengunjungi satu persatu stan milik Provinsi Sumsel yang berada di sayap kiri panggung.
Di stan Sumsel ini kedatangan Ibu Negara Iriana tampak disambut oleh Ketua Dekranasda Sumsel H.Feby Deru dan Wakil Ketua Dekranasda Sumsel Hj Fauzia Mawardi Yahya. Iriana tampak begitu antusias dan tertarik melihat kain-kain songket, jumputan dan aneka batik serta kerajinan hasil Bumi Sriwijaya yang dipamerkan. Dalam kesempatannya meninjau stan itu, Ia bahkan mengungkapkan rencananya berkunjung ke Palembang untuk melihat langsung aktivitas pengrajin kain tradisonal dalam waktu dekat ini.
“Iya Ibu Iriana tadi mampir ke stan kita. Beliau mampir lumayan lama ya, semua stan kita dikunjungi satu-satu. Melihat songket, jumputan dan limar juga. Setelah melihat kain-kain itu Ibu Iriana bilang mau melihat langsung pengrajin kain di Palembang, dalam dekat. Kita tentu swnang sekali ya karena pusat kerajinan kita kan banyak ada salah satunya di Tuan Kentang Kertapati,” ujar Feby Deru dibincangi di stan Dekranasda Sumsel.
Melalui pameran ini, Feby Deru dan Fauziah Mawardi ingin kain-kain dan aneka kerajinan tradisional Sumsel seperti Songket, Jumputan dan Limar, batik Pali batik Lubuklinggau dan batik lainnya di kab/kota se Sumsel semakin mendapat tempat di hati masyarakat Sumsel dan pecinta kain tradisional di Indonesia.
Untuk mengenalkan kain-kain dan kerajinan yang menjadi icon di Sumsel, pada Pameran Kriyanusa 2019 Dekranasda Sumsel memboyong sedikitnya 7 stand dari kab/kota di Sumsel. Stan tersebut yakni stan Kabupaten Pali, Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Palembang, Kabupaten Muaraenim, Kota Pagaralam, Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Banyusin.
” Beberapa kain dan kerajinan yang sudah menjadi icon Sumsel kami bawa semua disini misalnya seperti kain songket, kain jumputan dengan pewarna alam dan kain limar. Khusus Kain songket kami memang ingin mengangkat motif lama yang dimodifikasi dibuat lagi agar jangan sampai pudar keberadaannya,” ucap Feby Deru didampingi Fauziah Mawardi.
Selain membantu pemasaran melalui pameran Kriyanusa, Dekranasda diakuinya tetap mensuport pengrajin di kab/kota untuk tetap memproduksi kain andalan masing-masing. Semisal kain batik motif durian khas Lubuk Linggau atau kain batik Prabumulih bermotif nanas dan Kabupaten OKI bermotif jukung.
” Sekarang ini Saya memang ingin agar tiap kabupaten fokus dengan unggulannya masing-masing. Fokus saja dan kembangkan terus potensinya jangan meniru potensi daerah lain karena unggulan tiap daerah berbeda,” jelas Feby.
Senada dikatakan Wakil Ketua Dekranasda Sumsel, Hj. Fauziah Mawardi Yahya. Menurut Fauziah mereka sengaja membawa sebagian besar kabupaten untuk ambil bagian dalam pameran tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk memotivasi dan menyemangati pengrajin dan pelaku UKM.
“Pameran ini bagus buat mereka agar pebih termotivasi lebih baik lagi terutama mengangkat motif-motif songket khas Sumsel dan melestarikannya. Kegiataj ini juga bagus sekali agar mereka bisa melahirkan inovasi baru,” tambah Fauziah.
Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Umum Dekranas Hj Mufidah Jusuf Jalla mengungkapkan bahwa pameran Kriyanusa 2019 ini adalah wadah untuk menampilkan karya-karya kreatif bidang kerajinan dari seluruh nusantara.
Pameran itu menurutnya punya peran penting bagi perekonomian nasional mengingat industri ini sangat dekat dengan kehiduoan sehari-hari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu Iapun sangat bersyukur pameran tersebut bisa diadakan setiap tahun.
Usai memberikan sambutan, Ibu Mufidah kemudian secara simbolis membuka Pameran Kriyanusa 2019 dengan memukul gendang tasa. Setelah itu, Ibu Negara dan Ibu Mufidah juga menandatangani buku “Songket Minangkabau dan Tenun”.
Pada kesempatan itu, diberikan juga penghargaan Dekranas Award, yaitu Dekranas Award Teladan dan Dekranas Award Karya Kriya terbaik Indonesia 2019 kepada para penerima. Untuk anugerah Dekranas Award Teladan diberikan kepada lima pembina Dekranasda provinsi, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Jawa Timur, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Bali, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dekranasda Provinsi NTT tampil sebagai yang terbaik dalam kategori tersebut.
Usai memberikan sambutan, Ibu Mufidah kemudian secara simbolis membuka Pameran Kriyanusa 2019 dengan memukul gendang tasa. Setelah itu, Ibu Negara dan Ibu Mufidah juga menandatangani buku “Songket Minangkabau dan Tenun”.
Pada kesempatan itu, diberikan juga penghargaan Dekranas Award, yaitu Dekranas Award Teladan dan Dekranas Award Karya Kriya terbaik Indonesia 2019 kepada para penerima. Untuk anugerah Dekranas Award Teladan diberikan kepada lima pembina Dekranasda provinsi, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Jawa Timur, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Bali, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dekranasda Provinsi NTT tampil sebagai yang terbaik dalam kategori tersebut.
Sementara untuk Dekranas Award Karya Kriya Terbaik Indonesia tahun 2019 diberikan kepada 39 penerima. Secara simbolis, plakat penghargaan diberikan kepada 8 penerima, masing-masing satu dari 8 kategori, yaitu kategori tekstil, serat alam, keramik, kayu, batuan, logam, material alam, serta material alam olahan.(*)