VOSMedia, MUSI RAWAS – Pelestarian sejarah sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa pun, baik itu kaum tua dan muda, seperti halnya seni musik keroncong khas di Indonesia, yang berasal dari evolusi seni musik Portugis berbaur dengan budaya lokal Indonesia.
Ke Khasan Keroncong, sebenarnya berasal dari bunyi khas yang dikeluarkan crocho (ukulele) dengan creng – crongnya, seiring berjalannya waktu, keroncong terus dipadukan dengan alat musik lain dan dinyanyikan dengan lagu-lagu bernuansa tradisional hingga Keroncong berbaur menjadi musik folk baru saat itu di Indonesia atau mempribumikan musik tersebut dengan menambahkan unsur tradisional Indonesia
Berangkat dari ide pelestarian itulah, beberapa anak muda di Tugu Mulyo Musi Rawas Sumatera Selatan, membuat lomba nyanyi keroncong untuk usia 12 sampai 17 tahun, untuk menyebut hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 74.
Dikatakan Ketua Pelaksana Susanto, Lomba ini bisa menularkan kembali musik keroncong terutama untuk kaum milenial, ditengah pasar musik Nasional dan internasional dan mungkin akal muncul ide kreatif lain dimana remaja bisa memadukan musik ini dengan musik yang lain tanpa meninggalkan karakter dari musik keroncong.
“Lomba ini dilaksanakan hari ini, sejauh ini kita sudah menggandeng spansor Klinik Citra Adinda D Tegalrejo, Tugu Mulyo Musi Rawas dan nantinya penyanyi akan di iringi oleh Orkes Keroncong Gita Laras yang bermarkas di Tugu Mulyo juga,” ungkapnya, Kamis (15/8/19).
Dengan pendaftaran gratis, lanjut Susanto, pemenang dari Lomba ini akan mendapatkan trophy dan juga uang tunai, yakni untuk juara 1 sebesar 750 ribu rupiah, juara 2 sebesar 500 ribu dan juara 3 sebesar 250 ribu.
Sebanyak 25 yang telah mendaftar nantinya akan membawakan 2 buah lagu, yakni lagu wajib dan lagu pilihan, untuk lagu wajib ujar Susanto yakni Bengawan Solo, sedangkan untuk lagu pilihan ada Indonesia Pusaka, Jembatan Merah, Pahlawan Merdeka, Bandung Selatan dan Kr. Bandar Jakarta.
“Saya dan rekan – rekan panitia berharap, dari lomba ini, kesenian khas Indonesia terus ada dan berkembang, kalau bukan kita yang siapa lagi yang bisa meneruskan dan melestarikan keroncong yang khas budaya Indonesia,” tutupnya.(fly)