VOSMedia, PALEMBANG – Guna semakin menguatkan Kesatuan Bangsa pasca Pilpres 2019 Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) menggelar Seminar Nasional dengan teman Rekonsiliasi Nasional : Upaya Merekatkan Kembali Persatuan Bangsa Pasca Pilpres 2019, di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Kamis (25/7/19).
Saat memberikan sambutan Ketua GPII Sumsel Adi Warsito mengatakan setelah kita ketahui bersama bahwa pesta demokrasi pilpres 2019 yang telah selesai, masih menyisakan perbedaan terjadi diantara masyarakat Indonesia, hal itu perlu untuk di netralisir kembali, dalam harmonisasi kerukanan, agar kesatuan semakin kuat dan pembangunan terus berjalan di relnya, demi kemajuan Indonesia.
“Kita sebagai generasi muda bangsa dituntut untuk mengeluarkan ide – ide yang bermanfaat guna terciptanya suasana kerukunan bangsa tersebut” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Exsecutive Indo Barometer M. Qodari menjelaskan, proses politik itu sama seperti siklus yakni berkompetisi dan disusul dengan rekonsiliasi, kerjasama, kemudian lima tahun lagi berkompetisi lagi, selalu begitu terus siklusnya, Jadi dalam setiap kompetisi harus diikuti yang namanya proses rekonsiliasi maka tadinya bangsa yang bertarung harus berkumpul kembali.
“Sejauh ini kalau kita lihat ditingkat nasional sangat positif terutama kemarin bisa kita lihat adanya pertemuan antara Ibu Megawati dan Bapak Prabowo dengan suasana yang berlangsung hangat dan sama akrabnya seperti biasa. Saya lihat tren rekonsiliasi nasional kita menuju arah yang benar dan kearah yang tepat,” ujarnya saat diwawancarai.
Memang ada kelompok – kelompok tertentu Lanjut Qodari, yang tidak setuju dengan adanya pertemuan tersebut, tapi menurutnya hal itu bagian dari proses demokrasi, namun siapa sih yang tidak mau berkonsoliasi dan tentunya kita tidak mau melihat masyarakat itu terus berkelahi dan terus berselisih tegang satu dengan yang lain.
“Saya kira proses rekonsiliasi ini tidak hanya berlangsung ditingkat nasional saja tapi harus berlangsung juga di seluruh Indonesia, untuk itu dengan adanya diskusi kali ini dengan tema rekonsilisasi di Sumatera selatan menurut saya sudah sangat penting dan sangat relevan. Karena kalau saya lihat memang Sumsel ini merupakan salah satu titik kompetisi yang sangat intens antara waktu itu 01 dan 02,” jelasnya.
Pertikaian dan perselisihan waktu itu sudah sangat nyata baik itu ketegangan – ketegangan memang pasti ada, akan tetapi masih tetap dalam koridor yang masih bisa dipahami.
“Mudah – mudahan dengan adanya diskusi dan gerakan rekonsiliasi ditingkat nasional maupun ditingkat daerah maka betul – betul menyembuhan luka pasca Pilpres 2019 kemarin dan mudah – mudahan akan hilang dengan sendirinya,” tutupnya.(fly)