VOSMedia, PALEMBANG – Meski prestasi atlet disabilitas dibawah binaan National Paralymlic Committe Indonesia (NPCI) Sumsel terus membanggakan Sumsel, bahkan Peparnas (selevel PON), ASEAN Paragames (selevel SEA Games) dan Asian Paragames (selevel Asian Games) namun pembiayaan dinilai dipersulit.
Padahal, sejak 2015 Presiden RI Joko Widodo telah menyamakan kedudukan KONI dan NPCI. Baik dalam hal pembinaan, perlakuan, pembiayaan, bonus dan lainnya.
Namun sayang, ditengah persiapan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) 2020 Papua, dan setiap daerah wajib ikut Kejurnas 2019 jika ingin turun di Peparnas Papua, NPCI mengalami pemangkasan pembiayaan.
“Pembiayaan tak terdengar di ABT (APBD Perubahan – red) membuat kami harus peras otak. Kami berharap bisa bertemu dengan Gubernur Sumsel Bapak Herman Deru, bagaimana solusinya,”tegas Ketua Umum NPCI Sumsel, Ryan Yohwari, Senin (28/10/19).
Ia menambahkan bahwa perjuangan NPCI Sumsel tak terhitung lagi mengharumkan nama Indonesia, bahkan dibanding atlet umum prestasi atlet disabilitas dibilang jauh baik level nasional maupun Internasional.
“Dan kami juga bukan tak berupaya, pengajuan dan pemberkasan pun sudah dilakukan. Berkoordinasi dengan Dispora, BPKAD pun sudah tapi tak ada kabar baik. Jika ABT tak ada, bagaimana harus ikut Kejurnas sebagaimana Kejurnas Pra PON sebagaimana atlet umum, Porwil dan lainnya. Belum Peparnas dan Peparprov Prabumulih,”jelasnya.
Menurut Ryan, target Peparnas 2020 Papua Sumsel bisa turun 70 atlet dari berbagai cabang olahraga. Mulai dari atletik, tenis meja, renang, yudo, angkat berat, bulutangkis, catur, tenis meja, gool ball dan renang.
“Pekan ini akan turun 28 atlet dan targetnya semua lolos dan ikut Peparnas. Sisanya nanti pemberangkatan selanjutnya mengingat pembiayaan tak ada,”jelasnya.
Saat ini beberapa atlet sudah meraih medali di Kejurnas Solo Pra Peparnas. Sebut saja Nikmah, Iwan, Jendy Pangabean, Susilo dan lainnya,”pungkasnya.(ril)