VOSMedia, PALEMBANG – Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Indonesia mengajak masyarakat menghadapi pemilu 2019, dengan suasana gembira dan menjauhi berita bohong (hoax) agar tidak terjadi pertentangan.
Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Burzah Sarnubi mengatakan pesta demokrasi merupakan hal biasa yang harus dihadapi tanpa banyak pertentangan, usai Rakowil & Lokakarya Dewan Pengurus Wilayah PGK Sumsel, di Grand Inna Daira Hotel Palembang.
“Pemilu adalah pesta demokrasi memilih pemimpin, di negara demokrasi pemilu kan sudah biasa, jadi harus disambut dengan senang hati serta tetap memenuhi kewajiban-kewajiban yang ada, seperti ikut memilih di TPS, menjaga ketertiban dan menghindari berita bohong,” ujar Burzah Sarnubi, Selasa (26/3/19).
Menurutnya saat ini peredaran informasi bohong di media sosial sudah sangat marak sampai menjurus pada serangan-serangan antar pendukung presiden jelang pelaksanaan pemilu 2019.
Banyak bermunculan berita fitnah dan saling klaim kemenangan, propaganda juga tak berhenti menghiasi media sosial di Indonesia, bahkan sampai terjadi saling bunuh di beberapa daerah.
Akibatnya bangsa Indonesia terancam terpecah belah, padahal berita bohong tersebut dapat dicegah dengan peningkatan kecerdasan literasi, yakni sikap mempelajari suatu kabar sebelum membagikan atau menyebarluaskannya.
Burzah menerangkan dalam membangun kecerdasan literasi tersebut, peran pemuda atau kaum milenial sangat dibutuhkan, karena lebih dari 40 persen pengguna media sosial adalah kaum milenial.
“Anak muda jangan ikut menyebarkan hoax, harus di lawan apapun yang mengganggu persatuan Indonesia, apalagi saat ini sudah masuk era industri 4.0, kokoh kuatkan bangsa ini dengan memfilter informasi,” jelasnya.
Ia menambahkan tugas membangun letarasi tersebut merupakan bagian dari peranan Persatuan Gerakan Kebangsaan di seluruh Indonesia dengan rutin membuat forum diskusi, deklarasi-deklarasi dan kampanye damai.
Diharapkan bonus demografi 90 juta anak muda di Indonesia bisa menggiring masyarakat ke arah pembangunan yang Arif dan jauh dari perpecahan.
Sementara itu, Kapolda Sumsel, Irjen Pol. Zulkarnain Adinegara yang turut hadir pada lokakarya tersebut mengatakan hoax yang terjadi terus menerus akan menghambat pembangunan di Indonesia.
Ia menambahkan generasi milenial harus mengambil peran menangkal hoax dengan hati-hati terhadap konten media sosial, jika menemukan informasi apapun harus di cek terlebih dahulu.
“Berdasarkan survei Gallup World Poll (GWP) tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Indonesia nomor 1 di dunia, kalau hoax tidak dilawan maka ini terancam,” terang Kapolda.(rill/fly)