VOSMedia, PALEMBANG – Banyuasin tidak hanya sebagai penghasil padi terbesar di Sumatera Selatan tetapi juga penghasil kelapa terbesar di Sumatera Selatan. Sayangnya hilirisasi produksi perkebunan kelapa ini belum banyak dilakukan di Kabupaten hasil pemekaran Musi Banyuasin ini.
Berdasar data yang dihimpun dari Dinas Koperasi, Perindustrian Perdagangan (Diskoperindag) & UKM Kabupaten Banyuasin, luas lahan perkebunan kelapa rakyat berada di 4 kecamatan berbeda di Banyuasin ini mencapai 47.285 hektare (Ha) dengan jumlah produksi sebanyak 44.269 ton kelapa pada tahun 2015 lalu.
Sementara, Data Dinas Perkebunan Sumsel tahun 2017 Komoditas kelapa (kopra) yang juga menjadi potensi unggulan Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki produksi yang cukup tinggi. Setahun, Sumsel bisa memproduksi 57 ribu ton/tahun yang kini telah menembus pasar dunia. Sumsel memiliki luasan tanaman kelapa (kopra) yang cukup menjanjikan yakni berkisar 65.878 ha.
Dari data yang sama, penghasil buah terbesar di Sumsel, tersebar di kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, OKU dan Musi Rawas. Jumlah petani di empat kabupaten tersebut juga mencapai angka lebih 30.000 Kepala Keluarga (KK). Dari sisi produksi, penghasil terbesar berasal dari kabupaten Banyuasin yang mencapai 44 ribu ton pertahunnnya.
Salah satu pebisnis kelapa dalam Andi Ria yang juga pengurus HKTI Banyuasin menjelaskan potensi kelapa di Banyuasin sangat menjanjikan jika digarap dengan serius dengan berbagai turunannya.
“Ini bisa meningkatkan peluang pekerjaan bagi Sumatera Selatan dan Banyuasin,”katanya dalam Privat Discussion HKTI Banyuasin bersama Bank Indonesia (BI) Cabang Palembang.
Hingga saat ini, perempuan berdarah Bugis ini telah melakukan ekspor Kopra sebanyak 1 Kontainer perbulanya. 1 Kontainer saja sudah kualahan apalagi jika lebih.Sementara permintaan sampai 5 Kontainer perbulan. ini menjadi peluang bagi Pemerintah Daerah jika ingin serius memberdayakan masyarakat diluar sektor pangan lainnya,”katanya.
Dia menambahkan, selain produk kopra, ekspor juga dibutuhkan dalam bentak arang dan asap cair yang mempunyai nilai tinggi.
Sementara itu, Sekretaris HKTI Banyuasin Nanang Taat Suyudana, SE mengatakan untuk menghembangkan perkelapaan di Banyuasin, HKTI ingin membangun mitra dengan Bank Indonesia terutama Cabang Palembang untuk sama-sama menggarap perkelapaan Banyuasin melalui pemberdayaan petani kelapa bekerja menggandeng IPB.
“Salah satu yang kami tawarkan dengan BI yakni pengembangan teknologi kopra bulat. Bahkan ini sudah ada pasar yang jelas atau tidak lagi kebingungan cari pasar,”ungkapnya didamping Bung FK selaku Kebid Komunikasi.
Nanang menambahkan tahap awal yang HKTI Banyuasin butuhkan dengan BI yakni mendatangkan pihak IPB terutama untuk sharing pengetahuan sekaligus penjajakan kerjasama dalam rangka pengembangan perkelapaan di Banyuasin.
Menanggapi hal ini, Asisten Direktur Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Selatan mengatakan selama ini BI dalam melakukan pemberdayaan selalu yang berhubungan dengan produk penyumbang inflasi di pasaran misalkan cabai, bawang, beras dan lainnya.
“Mengenai kelapa merupakan hal baru bagi BI dan HKTI Banyuasin yang pertama membangunkan ini yang ternyata memiliki potensi luar biasa,”ujarnya dalam diskusi bersama HKTI Banyuasin, Rabu (30/10/2019).
Pihaknya akan segera melaporkan hal ini kepada pimpinan BI mengenai tindaklanjut penjajakan kerjasama ini. “Terimakasih atas diskusinya, potensi ini sangat baik jika dikembangkan apalagi dengan pasar yang sangat potensial,”ujar Dia didamping para tim pengembangan ekonomi BI Palembang.(Fly)